11/11/11

Cinta Lampu Merah


“kamukenapa Di senyum-senyum terus,” tnya Arga ketika dilihatnya sahabatnya itusenyum-senyum kayak orang gila.
Ardi tak segera menyahut dengan pertanyaan sahabatnya itu.
“aku jatuh cinta Ga....”jawabnya kemudian dengan nada santai.
“jatuh cinta?” tanya Arga tak mengerti. Seingatnya Ardi sedang tidak dekatdengan cewek sekarang. Jangankan dekat dengan cewek,sahabat cewek saja diatidak punya. Bukannya Ardi gimana-gimana,tapi Ardi mempunyai sifat yang dingindan acuh kalau ke cewek. Dan sekarang Arga begitu tidak percaya kalau Ardi bisamencintai seorang cewek.
“beneran kamu jatuh cinta Di,” tanyanya sekali lagi ,meyakinkan sahabatnya.
“apa aku pernah berbohong sama kamu Ga...?” ardi balik bertanya.
“iya,tapi siapa ceweknya....?”
Ardi tersenyum.
“aku tidak tahu siapa dia....”
“apa!” tanya Arga terbelalak. Bagaimana mungkin bisa mencintai orang yang tidaktau namanya siapa.
“ya aku tidak tau siapa dia Ga. Orang aku liat dia di lampu merah.” Jawab Ardisantai “waktu itu ada anak kecil mainin topeng monyet di lampu merah,terus diangasih uang anak itu. 50 ribu Ga,bayangin aja. Malah anak kecil itu dikasihroti juga. Gila,dijaman sekarang ternyata masih ada cewek semulia dia,” katanyaberapi-api.
Arga masih tetap melongo dan tidak percaya dengan sahabatnya itu. Selamaini,menaklukan hati Ardi sangatlah sulit bagi seorang cewek. Hati Ardi bagaikanbongkahan es abadi di kutub utara,dan tidak taunya bongkahan es itu bisamencair hanya dengan seorng gadis yang dilihatnya di sebuah lampu merah.Sungguh sulit dipercaya.
“jadi kamu beneran jatuh cinta?” tanya Arga kemudian.
“iya....”
“tanpa kamu tau namanya,asal usulnya atau sekedar alamatnya?”
Ardi mengangguk.
Arga benar-benar tak mengerti.
“jadi bagaimana kamu bisa kenal dia,kalau semuanya tentang dia saja kamu nggaktau?” tanya Arga menyadarkan sahabatnya itu.”jadi,kamu yakin itu cinta?”
“Arga sahabatku,inilah love in the first sight. Aku tidak tau kenapa,yang jelashatiku berebar-debar lihat dia. Dan aku belum pernah merasakan perasaan sepertiini ke cewek lain.” Terang Ardi lagi.
Arga mendesah. Ternyata sahabatnya memang benar-benar sedang jatuh cinta.
“tapi kamu mau nyari dia dimana?”
“lampu merah lagi....”
“mau jadi penjaga lampu merah kamu?”
Arga tertawa geli mendengar ide sahabtnya yang begitu konyol itu.
“demi cinta.....” jawab Ardi santai kemudian menyambar handuk dan menutupkannyadi muka Arga.
“sialan!” umpat Arga “cinta lampu merah...”
Ardi tertawa. Keduanya pun tertawa keras.
.......................................................................................

Sudah hari ke 7 Ardi terus mengintai gadis misterius itu di lampu merah. Selama7 hari itu,tidak setiap hari pula dia bertemu gadis itu. Terkadang dia haruskecewa kalau gadis yang dikaguminya tidak terlihat batang hidungnya.
Arga yang melihat kegigihan sahabtnya itu merasa kasihan juga. Tapi geli jugahatinya melihat tingkah Ardi yang dirasanya begitu aneh,keluar masuk lampumerah.
“gimana,hari ini ketemu nggak?” tanya Arga sambil menyodorkan segelas softdrink kepada Ardi.
Ardi tak segera menjawab diteguknya soft drink itu sampai hampir habis. Hmmm...segarrasanya.
“nggak ketemu.” Jawabnya kemudian sedikit kecewa.
Arga tersenyum.kasihan juga melihat Ardi yang berkorban demi seorang gadis yangtak dikenalnya. Seorang gadis yang amat sangat dikaguminya,dipikirkanya tapigadis itu sama sekali tak memikirkan Ardi. Jangankan memikirkan,membayangkanatau menyadari bahwa Ardi ada pun mungkin juga tidak.
“ayo ikut aku Di.” Ajak Arga tiba-tiba menghibur sahabatnya.
“kemana?”
“kampus temenku. Aku diundang kesana. Main-main gitu.....”
Ardi tampak berfikir. “ Ayo, aku juga males kuliah.”
“beneran...?”
Ardi mengangguk.
“lets go.” Kata Arga kemudian menstater motornya.
........................................................................................

“kok kamu nggak bilang sih Ga punya temen yang kuliah di sini?” tanya Ardiketika ternyata Arga punya teman di kamus yang mereka datangi sekarang.
“ngapain bilang segala. Ini Cuma temenku SMP dulu. Kemarin pas aku nyarisepatu,kami ketemu terus ngobrol-ngobrol.” Jawab Arga panjang lebar.
“lha terus temenmu mana?” tanya Ardi lagi ketika dilihatnya belum ada satupunorang yang menghampiri mereka.
“nggak tau,katanya suruh nunggu sebentar. Masih kuliah...”
Ardi mengangguk. Pandanganya berkeliling mengamati gedung-gedung yang adadidepannya. Matanya terhenti ketika dilihatnya tali sepatu yang dipakainyalepas.
“huhhh...lepas.” katanya kemudian berjongkok ingin membetulkan tali sepatunya.
“Arga,lama nunggu....?” tiba-tiba terdengar suara seorang gadis memanggil Arga.Suaranya nyaring banget.
“Rena!” arga balik menyapa.
Ardi berdiri ingin juga mengetahui wajah gadis yang dipanggil Arga dengan“Rena” tersebut. Tapi betapa kaget dan terkejutnya dia ketika cewek yang adadidepannya adalah cewek yang dicari-carinya selama ini. Jadi..... namanya Rena?Dan ternyata selama ini,Rena adalah sahabat dari sahabatnya sendiri?Akh,benar-benar dunia memang sempit.
“kamu kenapa Di?” tanya Arga ketika dilihatnya wajah Ardi berubah seperti orangbingung.
“em...em....”jawab Ardi terbata-bata.”bukannya kamu gadis yang beberapa harilalu kasih roti ke seorang anak yang lagi main topeng monyet di lampu merahitu?” tiba-tiba kata-kata itu meluncur dengan sendirinya dari mulut Ardi.
Rena mengerutkan keningnya.”iya...lha kamu kok tau?” tanyanya tak mengerti.
Arga tertawa. Dia akhirnya menyadari apa yang terjadi pada diri Ardi. Ternyatacewek yang dikagumi Ardi adalah Rena,sahabatnya waktu SMP dulu.
“owh..... jadi itu to....!” kata Arga masih dengan tertawa.
Ardi melirik Arga,dengan maksud agar Arga tidak bicara macam-macam dulu kepadaRena. Arga mengerti dengan apa yang diisyaratkan oleh Ardi,kemudian diaterdiam.
“kenapa...?”tanya Rena sekali lagi tidak mengerti.
Ardi tersenyum.”nggak kok,kemarin pas kamu kasih uang dan makanan ke anakitu,aku dibelakangmu”jawabnya.
“benarkah...?”tanya Rena kemudian.
Ardi mengangguk.
Arga kembali tertawa. “sudah...sudah...dunia memang sempit. Perkenalkan Ren,diaArdi sahabtku dan Ardi ini Rena,sahabatku waktu SMP.”katanya memperkenalkan.
Ardi tersenyum simpul menerima uluran tangan Rena. Jantungnya berdesir ketikatangannya bersentuhan dengan tangan Rena. Dia tak menyangka kalau akhirnya bisaberkenalan dan akrab dengan Rena.
“ayo,nyari tempat duduk yang nyaman.”ajak Rena tiba-tiba.
“dimana...?”tanya Arga.
“udah...ikuti aku aja.”jawabnya kemudian melangkah.
Ardi dan Arga mengikutinya dari belakang.
...............................................................................

Ardi semakin dekat dengan Rena. Ternyata Rena anak yang baik,manis dan cantiklagi. Tak heran jika Ardi merasa semakin cocok dengan gadis manis tersebut. Danyang lebih membuat Ardi bahagia adalah,ternyata Rena masih sendiri. Rena masihfree,belum dimiliki oleh siapapun.
“ehm...dinner dimana Di?” tanya Arga ketika dilihatnya Ardi sudah berpakaianrapi.
“jalan-jalan.”jawabnya datar sambil mengikat tali sepatunya.
“Ga makasih ya,kasih support terus buat hubungan aku sama Rena.” katanyakemudian.
“maksud kamu?” Arga tak mengerti.
“aku sudah 1 bulan lebih kenal Rena. dan aku merasa cocok dengan dia Ga. Malamini aku pengen nembak dia.”jawab Ardi mantap.
Arga tersenyum.”beneran...?”tanyanya lagi.
Ardi mengangguk.
“okey. Semoga Rena jadi milik kamu sobat.” Ujar Arga tulus.
Ardi tersenyum. Hatinya bahagia. Arga adalah sahabat terbaiknya.
..................................................................................................

“kamu tau nggak kenapa aku begitu peduli dengan anak kecil?” tanya Rena kepadaArdi malam itu.
Ardi menatap Rena. wajah bulat telurnya semakin kelihatan cantik ditimpa cahayabulan.
“kenapa?”
Rena mendesah pelan.” Aku kasihan melihat mereka Di. Belum saatnya merekabekerja sekeras itu.” Jawabnya.
“terus apa yang kamu inginkan?” tanya Ardi lagi.
“aku ingin melindungi mereka Di. Suatu saat nanti aku ingin mendirikan sebuahrumah singgah untuk mereka.”jawabnya mantap.
Ardi terdiam. Dia merasakan kepedulian Rena kepada anak-anak terlantar itu.
“aku juga ingin melindungi kamu. Seperti kamu melindungi mereka.” Kata Arditiba-tiba.
Rena menoleh. Meyakinkan apa yang baru saja diucapkan ardi.
“maksud kamu?”
Ardi menggenggam tangan Rena. “maksudku,aku ingin menjadi orang yang berartidihidup kamu.aku ingin melindungi kamu seperti kamu melindungi mereka. Akuingin mengasihi kamu seperti kamu mengasihi mereka,dan aku juga inginmenyayangi kamu seperti kamu menyayangi mereka.”tuturnya mantap.
“Ardi,kamu.....” kata Rena tak percaya.
“iya,aku mencintai kamu. Aku menyayangi kamu Rena. jauh sebelum kau kenal aku.Aku sudah mencintai kamu ren. Ketika melihat kamu di lampu merah itu,aku sudahmencintai kamu ren. Hingga setiap hari,aku mencarimu di lampu merah itu.” JawabArdi jujur.
Rena membisu. Dia tak menyangka bahwa Ardi akan sangat begitu mengharapkannya.
“Rena,maukah kau menjadi kekasihku?”
Rena menunduk. Mukanya memerah menahan malu. Dalm hati kecilnya dia begitubahagia,hatinya tersanjung. Trnyata masih ada orang seperti Ardi.
Diberanikannya menatap mata Ardi yang penuh harap itu. Dan kemudian diamengangguk dengan pelan.
Ardi tersenyum. Kebahagiaannya membuncah. Pengharapnnya selama ini telahmenjadi kenyataan. Gadis yang dilihatnya di lampu merah itu nyata dan sekarangmenjadi miliknya.
“aku mencintaimu Rena...sangat mencintaimu!” teriaknya kemudian memeluk Renadengan erat. Hatinya begitu bahagia.
Hmmm... sungguh akhir yang indah.








Oleh:Haning Irameliyana

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR
Komentar anda Sangat Berarti Bagi
http://hujanpuisi.blogspot.com