NYANYIAN SUKMA
Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak dibuaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?
(Dari Kahlil Gibran - ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
Cinta yang Agung
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil…bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati
bersamanya…
Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang..
melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh (Khalil Gibran)
Aku Bicara Perihal Cinta
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abriktaman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu,
demikian pula dia ada untuk pemangkasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nanpaling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalamcengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,
supaya bisa kaupahami rahasia hatimu,
dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatancinta.
Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir darilantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa,
tapi tak seluruh gelak tawamu,
dan menangis,
tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apapun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki,
pun tiada ingin dimiliki;
Karena cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila kau mencintai kau takkan berkata,
“Tuhan ada di dalam hatiku,”
tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.
Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta,
sebab cinta,
pabila dia menilaimu memang pantas,
mengarahkan jalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.
Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,
biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:
Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,
yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuhcahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;
Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita pujipada bibirmu. (Khalil Gibran)
Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak dibuaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?
(Dari Kahlil Gibran - ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
Cinta yang Agung
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil…bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati
bersamanya…
Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang..
melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh (Khalil Gibran)
Aku Bicara Perihal Cinta
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abriktaman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu,
demikian pula dia ada untuk pemangkasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nanpaling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalamcengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,
supaya bisa kaupahami rahasia hatimu,
dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatancinta.
Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir darilantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa,
tapi tak seluruh gelak tawamu,
dan menangis,
tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apapun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki,
pun tiada ingin dimiliki;
Karena cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila kau mencintai kau takkan berkata,
“Tuhan ada di dalam hatiku,”
tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.
Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta,
sebab cinta,
pabila dia menilaimu memang pantas,
mengarahkan jalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.
Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,
biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:
Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,
yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuhcahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;
Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita pujipada bibirmu. (Khalil Gibran)
CINTA(I)
Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta. Dan diamengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu, dankeheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:
Pabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia, Walau jalannya sukar dancuram. Dan pabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya. Walau pedangtersembunyi di antara hujung-hujung sayapnya bisa melukaimu. Dan kalau diaberbicara padamu percayalah padanya. Walau suaranya bisa menggetarmimpi-mimpimu bagai angin utara membinasakan taman. Kerana sebagaimana cintamemahkotai engkau, demikian pula dia akan menghukummu.
Sebagaimana dia ada untuk menyuburkanmu, demikian pula dia ada untukmencantasmu. Sebagaimana dia mendaki ke puncakmu dan membelai mesraranting-ranting lembutmu yang bergetar dalam cahaya matahari. Demikian pula diaakan menghunjam ke akarmu dan menggegarkannya di dalam pautanmu pada bumi.Laksana selonggok jagung dia menghimpun engkau pada dirinya. Dia menghempukengkau hingga kau telanjang Dia mengasing-asingkan kau demi membebaskan engkaudari kulitmu. Dia menggosok-gosok engkau sampai putih bersih. Dia meramasengkau hingga kau menjadi lembut; Dan kemudian dia mengangkat engkau ke apisucinya sehingga engkau bisa menjadi hidangan suci untuk pesta kudus Tuhan.Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kau fahami rahsiahatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan. Namunpabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah bagimu untuk menutupi tubuhmu dan melangkah keluar darilantai-penebah cinta. Memasuki dunia tanpa musim tempat kau dapat tertawa, tapitak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambilapa-apa pun kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tiada memiliki, pun tiada ingindimiliki; Kerana cinta telah cukup bagi cinta. Pabila kau mencintai kau takkanberkata, "Tuhan ada di dalam hatiku," tapi sebaliknya, "Akuberada di dalam hati Tuhan." Dan jangan mengira kaudapat mengarahkanjalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkanjalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kaumencintai dan memerlukan keghairahan, biarlah ini menjadi keghairahanmu:Luluhkan dirimu dan mengalirlah bagaikan anak sungai, yang menyanyikanalunannnya bagai sang malam. Kenalilah penderitaan dari kelembutan yang begitujauh. Rasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta; Dan menitiskandarah dengan ikhlas dan gembira. Terjaga di kala fajar dengan hati berawangandan mensyukuri hari baru penuh cahaya kasih; Istirah di kala siang danmerenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap; Kembali ke rumah di kala senjadengan rasa syukur; Dan kemudian tidur bersama doa bagi kekasih di dalam hatimudan sekuntum nyanyian puji-pujian pada bibirmu. (Khalil Gibran)
CINTA (II)
Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga
Mereka berkata tentang helang dan hering
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan berdamai - di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai - bangkai mati itu
Oh Cinta, yang tangan lembutnya mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga akan maruah dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku, Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati (Kahlil Gibran)
CINTA (III)
Kemarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanyakepada manusia yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambilmengeluh dia berkata,"Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah,aku mewarisinya dari Manusia Pertama."
Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagaimenyanyi dia berkata, "Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkandariku, yang rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dangenerasi yang akan datang."
Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, diaberkata,"Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita dineraka, terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuhtertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian merekaakan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untukselamanya."
Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata,"Cintaitu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalamroh orang-orang yg kuat, membuat mereka bangkit dalam doa di antarabintang-bintang di malam hari dan senandung pujian di depan matahari di sianghari."
Setelah itu seorang lelaki menghampiri. Bajunya hitam, janggutnya panjangdengan dahi berkerut, dia berkata,"Cinta adalah ketidakpedulian yang buta.la bermula dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda."
Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagiaberkata,"Cinta adalah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita. Iamenunjukkan segala sesuatu kepada kita seperti para dewa melihatnya."
Seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanahdan dia kemudian berkata sambil menangis, "Cinta adalah kabus tebal yangmenyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantudari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suaradari tangisnya sendiri yang bergema di lembahlembah."
Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi,"Cinta adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yangpeka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat duniabagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupanadalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dankesedaran."
Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potonganpotongankain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Cinta adalahistirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalamkedalaman keabadian."
Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawa diaberkata,"Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibukuyang mengerti tentang cinta." Waktu terus berjalan. Manusia terus-menerusmelewati rumah ibadat.
Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta. Semua menyatakanharapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya. (KhalilGibran)
Ibu
...
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar darikedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita dikala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yangsenantiasa
merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalamlentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.
Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.
(puisi Gibran)
KATA SELEMBAR KERTAS SEPUTIH SALJU
Kata selembar kertas seputih salju,”Aku tercipta secara murni, kerana itu akuakan tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abuputih daripada menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatuyang kotor.”
Tinta botol mendengar kata kertas itu.
Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi tak berani mendekatinya.
Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya, dan mereka pun tak pernahmendekatinya.
Dan selembar kertas yang seputih salju itu tetap suci dan murni selamanya -sucidan murni- dan kosong.
(puisi Gibran)
Rahasia Ombak ~ Kahlil Gibran
Pantai yang perkasa adalah kekasihku,
Dan aku adalah kekasihnya,
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.
Kupergi padanya dengan cepat
Lalu berpisah dengan berat hati.
Membisikkan selamat tinggal berulang kali.
Aku segera bergerak diam-diam
Dari balik kebiruan cakerawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan kami berpadu dalam adunan terindah.
Aku lepaskan kehausannya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melembutkankan suaraku dan mereda gelora di dada.
Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cinta
di telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan
Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doa
Seribu sayang, aku selalu berjaga sendiri
Menyusut kekuatanku.
Tetapi aku pemuja cinta,
Dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Namun tiada aku bakal binasa.
( puisi Gibran)
Perjamuan Jiwa ~ Kahlil Gibran
BANGUNLAH, Cintaku. Bangun!
Kerana jiwaku mengalu-alumu dari dasar laut, dan menawarkan padamu sayap-sayapdi atas gelombang yang mengamuk
Bangunlah, kerana sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah parapejalan kaki.
Rasa kantuk telah memeluk roh setiap laki-laki, sementara aku terbangunsendiri, rasa rindu membukakan kertas surat tidurku.
Cinta membawaku dekat denganmu, namun kebimbangan melemparkan diriku menjauhdarimu.
Aku telah membuang bukuku, kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafaskumeninggalkan tempat tidurku, Cintaku, kerana takut pada hantu lupa yang beradadi balik selimut.
Aku telah membuang bukuku, kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafaskumeninggalkan halaman buku yang kosong di depan mataku!
Bangun, bangunlah, Cintaku dan dengar diriku!
Aku mendengarkanmu, Cintaku! Aku mendengar panggilanmu dari lautan lepas danmerasakan lembutnya sentuhan sayapmu.
Aku telah jauh dari ranjangku, beranjak ke tanah lapang, hingga embun membasahikaki dan bajuku.
Di sinilah aku berdiri, dibawah bunga-bunga pohon badam, memenuhi panggilanjiwamu.
Bicaralah padaku, Cintaku, dan biarkan nafasmu menghirup angin gunung yangdatang padaku dari lembah-lembah Lebanon.
Bicaralah.
Tak ada yang akan mendengar selain diriku.
Malam telah melarutkan semua manusia ditempat tidurnya.
Syurga telah menyulam cahaya rembulan dan menghamparkannya ke seluruh daratanLebanon, Cintaku.
Syurga telah meriasnya dengan bayangan malam, jubah tebal membentang dihembusasap dari cerobong kain, dihembus nafas kemari, dan mengelarnya di telapakkota, Cintaku.
Para penduduk telah pulas menganyam mimpi di ubun-ubunnya di tengah pohon-pohonkenari.
Jiwa mereka mempercepatkan langkah mengejar negeri mimpi, Cintaku.
Lelaki-lelaki longlai menggendong emas, dan tebing curam yang akan dilaluimelemaskan lutut mereka.
Mata mereka mengantuk kerana dililit kesulitan dan ketakutan.
Mereka melemparkan tubuh ke tempat tidur sebagai tempat berlindung darihantu-hantu yang menakutkan dan mengerikan, Cintaku.
Hantu-hantu dari masa lalu berkeliaran di lembah-lembah.
Jiwa para raja melintasi bukit-bukit. Fikiranku yang berhias kenanganmenyingkap kekuatan bangsa Chaldea, kemegahan Arab.
Di lorong-lorong gelap, jiwa-jiwa pencuri yang tegap berjalan, muncung-muncungnafsu ular berbisa muncul dari celah-celah benteng, dan rasa sakit berdengungkematian, muntah-muntah sepanjang jalan.
Kenangan menyingkap tabir kelupaan dari mataku dan nampaklah Sodom yangmenjijikkan, serta dosa-dosa Gomorah.
Ranting-ranting berayun-ayun, Cintaku, dan desirnya bertemu dengan alunan anaksungai di lembah. Syair-syair Sulaiman, nada kecapi Daud dan lagu IshakAl-Mausaili terngiang-ngiang di telinga kami.
Jiwa anak-anak yang lapar di penginapan menggelupur, ibunya mengeluh di ataskamar kesedihan, dan kekecewaan telah jatuh dari langit.
Mimpi-mimpi kebimbangan melanda hati yang lemah.
Aku mendengar rintihan pahitnya.
Semerbak bunga melambai seiring nafas pohon-pohon cedar.
Terbawa angin sepoi-sepoi menuju perbukitan, harum itu mengisi jiwa dengankasih sayang dan meniupkan kerinduan untuk terbang.
Tetapi racun dari rawa-rawa jug berkelana mengepul bersama penyakit.
Seperti panah rahsia yang tajam, racun itu telah menembusi perasaan danmeracuni udara.
Tanpa kusedari matahari telah mengilaukan cahaya pagi, Cintaku, dan jari-jaritimur yang lentik menimang mata-mata orang yang terlelap.
Cahaya itu memaksa mereka untuk membuka daun jendela dan menyelak hati dankemenangan.
Desa-desa, yang sedang tertidur dalam damai dan tenang di pundak-pundak lembah,bangun, loceng-loceng berdenting memenuhi angkasa sebagai panggilan untuk mulaberdoa.
Dan dari gua-gua, gema-gema juga berdengung, seolah-olah seluruh alam sedangberdoa bersama-sama dengan khusyuknya.
Anak-anak sapi telah keluar dari kandangnya, biri-biri dan kambing meninggalkanbangsalnya untuk menuai rumput yang berembun dan berkilatan cahaya.
Penggembalanya mengikuti dari belakang sambil mengamatinya di balik lelalang.
Di belakangnya lagi gadis-gadis bernyanyi seperti burung menyambut pagi.
Kini tangan siang hari yang perkasa terbaring di atas kota.
Tirai telah diselak dari jendela dan pintu pun terbuka.
Mata yang penat dan wajah lesu para penjahit telah siap di tempat kerjanya.
Mereka merasakan kematian telah melanggar batas kehidupan mereka, dan riak mukayang layu mempamerkan ketakutan dan kekecewaan.
Di jalanan padat dengan jiwa-jiwa yang tamak dan tergesa-gesa, dan di mana-manaterdengar desingan besi, pusingan roda dan siulan angin.
Kota telah menjadi arena pertempuran di mana yang kuat menindas yang lemah dansi kaya mengeksploitasi dan menguasai si miskin.
Betapa indah hidup ini, Cintaku, seperti hati penyair yang penuh dengan cahayadan kelembutan hati.
Dan betapa kerasnya hidup ini, Cintaku, seperti dada penjahat, yangberdebar-debar kerana selalu merasa bimbang dan takut.
( puisi Gibran)
Kehidupan ~ Kahlil Gibran
Engkau dibisiki bahawa hidup adalah kegelapan
Dan dengan penuh ketakutan
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu
penuh kebimbangan
Kuwartakan padamu bahawa hidup
adalah kegelapan
jika tidak diselimuti oleh kehendak
Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan
Dan segala macam pengetahuan akan kosong
bila tidak diiringi kerja
Dan segala kerja hanyalah kehampaan
kecuali disertai cinta
Maka bila engkau bekerja dengan cinta
Engkau sesungguhnya tengah
menambatkan dirimu
Dengan wujudnya kamu, wujud manusia lain
Dan wujud Tuhan.
( puisi Gibran)


0 komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN BERKOMENTAR
Komentar anda Sangat Berarti Bagi
http://hujanpuisi.blogspot.com