06/11/11

Sebuah Penghiyanatan



Oleh : Farhatul Aini 

             

       Punya sahabat sejati memang keinginan semua orang, terutama aku “Effie EdwinaSista” yang kata mamah papah si arti namaku berarti teman yang berharga, jujurdan mulia. Rasanya aku sangat bersyukur punya nama tersebut, karena sepertinyaaku melihat cerminan dari nama ku itu, Zara dia adalah sahabat yang selalu ada,disaat senang, sedih, ketika ada kebahagiaan kita saling berbagi, ketika adaduka kita saling mengasihi. Dia sepeti bagian hidup dalam hidupku.
               Kami bersahabat dari awal masuk SMP dan sampai sekarang kami kelas 2 SMA,beruntungnya aku sejak SMP sampai SMA selalu sekelas dengan Zara itulah yangmembuat aku dan Zara menjadi sahabat dekat. Tetapi di kelas 2 ini kami tidaksekelas karena kami masuk jurusan yang berbeda, aku masuk jurusan IPS dan Zaramasuk jurusan IPA. Zara bagiku sangat baik walaupun dia sering mempermainkanlaki-laki, bahkan sampai menangis berlutut dihadapannya, bisa dikatakan diatidak punya perasaan. Apapun yang dia inginkan asal dia senang dia akanmelakukannya. Beda sekali denganku menyakiti laki-laki saja rasanya aku taktega apalagi membuatnya sampai menangis karnaku.
* * *
               Waktu sudah pukul 06.45, oh tidak aku akan terlambat. Aku turun dari mobil Ayahkuyang mengantarku sampai depan gang sekolah. Aku langsung menuju gerbang,gerbang sekolahku cukup jauh mobil Ayah tidak muat. Aku harus berlari dantiba-tiba terasa ada senggolan, aku tersungkur, semua buku cetak yang adaditangan tiba-tiba berantakan di aspal. Aku langsung terbangun dan membereskanbuku-bukuku ternyata aku tidak sendirian di situ, ada seorang laki-laki yangikut membantuku dan dia berkata “maaf aku ga sengaja, aku sudah terlambat akuharus mendatangi guru piket“. Belum aku bicara, setelah selesai membereskanbuku dia melesat pergi begitu saja. Kesal sekali padahal banyak kata-kata yangingin ku lontararkan. Tapi mulutku bungkam ketika melihat wajahnya. Tampansekali, hampir satu menit aku tediam di jalan seperti orang bodoh. Setelah sadardari lamunan, aku melanjutkan lari menuju kelasku. Tidak terjadi apa-apa gurudi kelasku belum masuk.
               Pelajaran pertama berjalan dengan lancar, aku dan Zara pergi ke Kantin untukmancari makanan, mengisi perut yang sudah lama protes. Walaupun kita tidaksekelas tetapi dimana ada Zara disitu ada aku. Ketika kami sedang duduk santai,tiba-tiba mataku tertuju pada satu arah disana. Orang itu, yang tadi pagimembuat buku-buku cetak ku berantakan.
               “hei kenapa kau melamun seperti itu ?” Tanya Zara
               “za dia sangat tampan.” Jawabku
               “siapa?” Tanya Zara penasaran
               “dia, rambutnya yang hitam begitu menawan, bentuk tubuhnya yang seperti manekinpria, senyumnya manis, lesung pipinya menambah kesempurnaan.” jawabku sambilmenunjuk pria yang sedang berjalan itu.
Tapi Zara melihatnya dengan kagetdan raut mukanya yang tidak biasa.
“oh dia anak baru di kelasku, kamunaksir?” Jawab Zara dengan raut yang tak biasa dan aneh
“ya ra aku naksir, sepertinya diabisa mengobati luka traumaku.”
               Aku memang sudah lama mengalami trauma cinta, sejak putus dengan Kevin pacarkuketika aku duduk di kelas 1 SMA, aku seperti mati rasa, tidak pernah mengalamiperasaan suka lagi, apalagi cinta, tapi kini aku seperti menemukan sesuatu yangbaru dalam hidupku.
“ baiklah akan aku carikan informasi tentang dia buat sahabatku yang sangattergila-gila ini.” ledek Zara
“Terimakasih sahabatku”
               Zara memang paling mengerti tentang apa yang aku mau, aku yakin segera dia akanmendapatkan banyak informasi tentang cowok ganteng itu, karena dia banyak dekatdengan geng laki-laki di sekolah kami,  diapun bisa mencari informasidengan mudah.
* * *
               Keesokannya Zara sudah mendapatkan informasi tentang dia, bahkan bukan hanyasekedar informasi kecil, namun seperti biodata lengkap. Namanya Brian LutfySananta, dia anak baru di kelas XI IPA 5, dia pindahan dari Banten, rumahnyatak jauh dari sekolah, Dia pindah karena tugas orangtuanya, tapi yang palingaku terkejut dia menyebutkan Brian sangat menyukai warna coklat. Ko Zara bisasecepat itu tau warna kesukaannya, padahal dia baru sekolah sehari apa mungkinperkenalan di kelasnya sedetail itu ? tapi aku tak terlalu memikirkannya.
               Hari ini pulang sore, karena ada tambahan jam eskul. Aduh biasanya sore beginiayah telat jemput, aku menunggu di Halte depan sekolahku. Tak berapa lamakemudian, cowok tak asing lagi bagiku. Yaa Brian Lutfy Sananta, dia baru sajakeluar dari gerbang sekolah dan dia akan lewat di depanku, rasanya jantungkuberdetak lebih kencang dari biasanya. Tapi tak hanya sekedar lewat, diaberhenti di depan saat mata ku memandangnya dengan lurus .
               “hei, belum pulang ?” Tanya dia dengan ramah diiringi senyuman.
               “belum ,tadi ada jam eskul, kamu sendiri baru pulang ?”
               “ yaa tadi masih mengurus kepindahanku, oh iya maaf ya kemaren aku tidaksengaja menabrakmu aku langsung kabur begitu saja, soalnya aku sedangburu-buru, bagaimana kalau menebus kesalahanku aku menemanimu menunggu jemputan? “
Aku seperti sedang bermimpi, orangyang sedang mengisi hatiku ada di depanku, apa yang ingin ku katakan rasanyasemuanya membisu, aku tak mampu berkata-kata .
               “baiklah“ aku jawab dengan sangat bersemangat J
               Tak terasa waktu memang berputar cepat, jemputanku sudah datang aku harusmengakhiri perbincangan ku dengan Brian padahal aku ingin lebih lamabersamanya. Sejak pertemuan pertama kami, kami jadi sering bertemu danmengobrol, bahkan kami sudah bertukar nomer hp, kadang setiap ada waktu kamisering telfonan hanya sekedar mengobrol. Sepertinya dia bisa menjadi teman yangasik.
* * *
               Sudah lama aku ingin menceritakan kedekatanku dengan Brian kepada Zara tapiakhir-akhir ini dia sibuk, bahkan kami jarang sekali bertemu, aneh rasanyaseperti Zara sedang menjaga jarak denganku. Tapi aku dengar-dengar kini diasedang dekat dengan teman sekelasnya,ohh… ketika mendengar berita itu pikirankumenyeruak apakah BRIAN LUTFY SANANTA? jika itu terjadi rasanya hatiku tidakingin lagi jatuh cinta, aku pasti akan mengalami mati rasa yang kesekiankalinya, aku tidak ingin mempunyai sahabat lagi, bahkan ketika telingaku mampumendengar aku ingin tuli saja, aku ingin tusukkan ujung pisau yang tajam daribelakang di hati sahabatku. ahh pikiranku memang gampang berlebihan, takmungkinlah sahabat baik seperti Zara tega seperti itu .
               Hari minggu, aku ingin mengajak Zara ke mall karena sedang ada big sale,biasanya kami memang tak mau kelewatan belanja jika ada big sale. Tapi yangbuat aku kecewa dia tak mau menemaniku, dia bilang ada acara . hmm yaa sudahaku akan mengajak Randy saja. Dia tetangga ku yang paling baik hati. Cowokganteng yang terlalu baik dengan ku. Tapi sayang usia kami terpaut jauh, akuhanya menganggapnya sebagai kaka, walaupun kadang perhatianya berlebihan buatseorang kaka.
               Akhirnya setelah aku bujuk dengan rayuan paling manisku ka Randy pun tidakberfikir panjang untuk bersedia mengantarku. Kami pergi tepatnya jam 03.00sore, kamipun langsung menuju mall sasaran yang mengadakan big sale denganmenggunakan motor ninjanya yang bermodif keren berwarna coklat .
               Kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu, sebelum berburu baju, tas, sandaldan accecories lainnya.
               Hei apa yang aku lihat, dengan siapa Zara asik mengobrol tertawa-tawa lepas,seorang laki-laki yang aku kenal, tak asing lagi, dia adalah Brian LutfySananta. Apa yang Zara lakukan dengannya ? kakiku berhenti tak mampumelanjutkan langkahku. aku lemas seperti tak berdaya disitu. Ingin aku rasanyaberhenti mendengar tawanya yang begitu menunjukan tawa bahagia, ingin rasanyaaku menutup mataku rapat agar tidak melihat kemesraan yang mereka buat, inginkutusukkan ujung pisau yang tajam lalu ku tancapkan di tengah bagian hatinya,ku cabik robek hingga tak tampak seperti hati, karena dia adalah orang yang takpantas punya hati, hati yang kotor namun ku kira ia bersih, hati seorang ZARAVELYC ANDIN.
               Disaat air mataku tak mampu menahan balutan lukaku, ditanganku seperti ada rasalembut menyelimuti, ya ka Randy sepertinya dia sedekit mengerti apa yang akurasakan karena diapun melihat kebersamaan Zara dengan lelaki itu. Ka Randymengenal betul kepribadianku, seperti dia adalah cerminan dari diriku. Takberkata-kata Ka Randy langsung menarik tanganku menuju Cafe, akupun sepertiboneka mainan yang sedang dikendalikan pemiliknya, tanpa mengelak aku langsungberjalan.
               Di Cafe aku menceritakan semua yang terjadi, tapi ka Randy seperti menenangkanhatiku, air martaku yang tadi menetes kian terhapus. Kata-kata nasehatnya yangbegitu menyentuh mampu mengembalikan suasana. Setelah berbelanja puas ka Randymengatarku pulang.
* * *
               Setelah kejadian itu hatiku selalu diselimuti kegalauan, aku belum mampumelihat wajah Zara si pengkhianat itu. Ketika pulang sekolah tiba-tiba Zara adadi depan kelasku, oh tidak itu pertama kali aku melihat muka pengkhianatseperti tak berdosa itu menampakkan senyum manisnya, harus berkata apa aku ?apakah aku harus marah ? mencabik-cabik mukanya ? dan tiba-tiba dari arahberlawanan, Brian menghampiri kami, oh pembawa luka satu datang lagi. Zaratampak bingung dan gemeteran seperti sedang mengalami ketegangan saatmenghadapi ujian nasional saja. Tapi yang terfikirkan oleh ku adalah tidakmeluapkan semua emosiku.
“Zara tenang saja aku sudah tausemua “
“ tau apa ? “
“kau berpacaran bukan dengan Brian?“
Itu kata terakhirku lalu pergimeninggalkan mereka
Zara mengejarku begitupun Brian,Sampailah kita di taman sekolah, Zara menyuruhku berhenti, ya aku turuti sajapermintaan pengkhianat itu tapi mungkin untuk terakhir kalinya.
               Zara menjelaskan semuanya, bahwa dia dengan Brian memang bukan teman biasa,sebelum Brian pindah dia adalah teman Zara sejak kecil ketika tinggal diBanten, bahkan mereka sempat menjalin hubungan, ketika Zara pindah mereka lostcontact, dan kini cinta yang dulu dipertemukan kembali. Tapi pertemuan yangtidak tepat, membuat mereka harus berkhianat, Zara menutupinya dariku karenadia tak ingin melihatku meraskan sakit hati lagi.
               Tapi kini, aku merasakan sakit yang amat melebihi sakitku dikhianati cinta,sakit dikhianati orang yang sangat dipercaya. Sejak itu aku memutuskan tidakakan ada permusuhan, biar saja aku mengalami sakit karena sakit ini aku yangmembuatnya sendiri, berfikir kembali ketika awal pertemuan dengan Brian, kalausaja aku tidak telat saat itu, tidak akan aku merasakan sakit hati sekarang.
                 Aku memutuskan untuk tetap berteman dengan Zara walaupun dia tidak akan akuanggap lagi sebagai sahabatku, karena seorang sahabat tak akan mungkin melukaihati sahabatnya dengan sengaja. Dan Brian dia hanyalah sepenggalan cerita kecilyang mengotori hatiku, dan membuat luka yang amat mendalam.
-the end-
Fb : Farhatul.aini@yahoo.com 
twitter : @ainibarnessa
E-mail : ainibarnessa@yahoo.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR
Komentar anda Sangat Berarti Bagi
http://hujanpuisi.blogspot.com